Hijrah Abu Bakar bersama Rasulullah

Tuesday, March 17, 2009 |

Tidak banyak orang dapat mengambil pelajaran dari hijrahnya Abu Bakar besama dengan Rasulullah kecuali ulul albab, yakni mereka yang mempunyai pikiran dan memanfaatkan pikiran mereka dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya banyak yang merasa puas dengan menganggap hijrah mereka, selamatnya mereka dari kepungan dan kejaran orang-orang kafir sebagai suatu mukjizat yang tentu saja tidak bisa dinalar sehingga tidak dapat dijadikan pelajaran bagi kita sebagai hamba biasa.
Namun demikian sejarah menunjukkan ada 9 sunatullah yang dilakukan oleh Rasulullah saw dan Abu Bakar demi menyelamatkan diri dari kepungan dan kejaran orang-orang kafir.

Yang pertama, Rasulullah meminta Ali bin Abi Thalib untuk tidur di kamar beliau. Hal ini insya Allah untuk mengelabuhi agar orang banyak yang sedang mengepung mengira bahwa Rasulullah tidak pergi sehingga dapat mereka tangkap besok pagi. Secara sunnatullah dapat memberi waktu yang cukup longgar bagi Rasulullah dan Abu Bakar untuk menyelinap ke luar dan pergi.

Yang ke dua, ketika meninggalkan rumah Rasulullah berjalan biasa, bahkan diberitakan melemparkan pasir kepada orang-orang di luar rumah. Insya Allah hal ini dimaksudkan untuk mengelabuhi agar para pengepung mengira yang sedang berjalan adalah teman mereka.

Yang ke tiga, dengan dibantu oleh keluarga dan para pembantunya Abu Bakar telah menyiapkan makanan, perbekalan, dan kendaraan untuk mereka guna melarikan diri (hijrah).

Yang ke empat, sebelum Rasulullah dan Abu Bakar meninggalkan tempat, Abu Bakar menyuruh pembantunya untuk menggembalakan kambing di belakang rombongan. Insya Allah hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan/menghapus jejak mereka berdua karena teertutup jejak kaki kambing yang digembalakan.

Yang ke lima, ketika matahari mulai nampak, hari menjelang pagi mereka berdua bersembunyi di dalam gua Tsur. Insya Allah kalau mereka tetap berjalan akan ketahuan, tersusul dan tertangkap.

Ke enam mereka hijrah dengan menempuh jalur yang tidak biasa ditempuh orang yang akan pergi dari Makkah ke Yatsrib, jalur alternatif. Insya Allah hal ini untuk menghindari kejaran orang yang biasa menempuh jalur umum Makkah-Yatsrib.

Ke tujuh, Mereka ternyata membawa seorang penunjuk jalan yang telah mengetahui betul jalur alternatif tersebut. Tentu hal ini untuk menghindari tersesat dan memudahkan perjalanan ke Yastrib.

Ke delapan, Abu Bakar yang sangat menghormati Rasulullah saw ini merelakannya berjalan kaki sedang dirinya "enak-enak" berada di atas onta ketika mereka melihat ada orang yang mengejar mereka. tentu ini strategi supaya pengejar tidak mengira bahwa yang berjalan itu adalah orang yang sangat dihormati oleh Abu Bakar yakni Rasulullah Muhammad saw.

Dan yang ke sembilan, ketika pengejar (si pemburu hadiah) telah berhasil menyusul dan bertanya kepada Abu Bakar siapakah orang yang bersama Abu Bakar sedang menuntun onta itu, Abu Bakar dengan diplomatis menjawab "Dia adalah penunjuk jalanku." Si Pemburu hadiah itu tentu akan segera membunuh Rasulullah bila Abu Bakar mengatakan bahwa dia Muhammad Rasulullah. Benar Rasulullah adalah penunjukk jalan keselamatan Abu Bakar dunia akherat.

Sembilan sunatullah menuju keselamatan yang dijaga ketat oleh dua orang yang paling dekat kepada Allah tersebut ternyata oleh umatnya sering dilupakan. Seolah mereka mendapatkan pertolongan Allah tanpa disertai dengan usaha maksimal. Yang benar tidak demikian. Bahkan dalam setiap langkah perjuangan Rasulullah, beliau senantiasa menyertakan upaya maksimal untuk mencapai nusratullah yang disebut keberhasilan. Demikianlah karakter Rasulullah dan para sahabat. oleh karena itu untuk mencapai keberhasilan yang sama, untuk mengundang nusratullah yang sama, sebaiknya kita juga menempuh cara yang sama, yakni sama-sama mujahadah dalam berfikir, mengatur strategi, dan mengimplementasikan strategi tersebut demi keberhasilan perjuangan yang senatiasa kita doakan.

Related With:

0 comments:

Post a Comment