Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menaikkan tingkat peringatan waspada flu babi

Wednesday, April 29, 2009 |

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menaikkan tingkat peringatan waspada flu babi dari level 3 ke level 4, hanya 2 tingkat sebelum peringatan tahap wabah penuh.

Wakil Direktur WHO Dr Keiji Fukuda mengatakan, peningkatan ini menunjukkan "langkah signifikan ke arah situasi wabah influenza, tapi kita belum sampai ke sana".

Meksiko sebelumnya menyatakan, 149 orang tewas akibat flu babi meski hanya 20 kasus yang sudah dikonfirmasi. Sementara di sejumlah negara lain, kasus flu babi yang terjadi lebih sedikit muncul di AS, Kanada, Spanyol, dan Inggris.

Keputusan WHO untuk meningkatkan level waspada ke tingkat 4 terjadi setelah berlangsung pertemuan para pakar, dimajukan sehari karena keprihatinan wabah makin mengganas.

Level 4 berarti virus telah menunjukkan kemampuan untuk bertahan dan hinggap dari manusia ke manusia, dan mampu menyebabkan pecahnya wabah dalam satu komunitas. "Apa yang bisa diartikan dari situasi ini adalah adanya langkah signifikan menuju pandemi influenza. Namun juga, satu fase dimana kita belum sampai disana," kata Fukuda.

Dia menekankan para pakar tidak menganjurkan adanya penutupan perbatasan atau pembatasan perjalanan. "Dengan meluasnya virus ini... menutup perbatasan atau membatasi perjalanan berdampak sangat kecil dalam upaya menghentikan pergerakan virus," demikian Fukuda.

Vaksin flu babi pertama bisa disiapkan dalam tempo empat sampai enam bulan, namun perlu beberapa bulan untuk memproduksinya dalam kuantitas banyak. Menurut para pakar kesehatan, virus ini muncul dari jenis yang sama dengan yang biasanya menyerang manusia secara musiman. Namun versi virus yang baru dideteksi mengandung materi genetis yang mirip dengan jenis yang biasa menyerang babi dan unggas.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Meksiko Jose Angel Cordova menyatakan, diduga korban tewas akibat flu babi telah meningkat dari 100 menjadi 149 orang. Dari jumlah tersebut, 20 kasus dipastikan merupakan flu babi.

Korban yang meninggal berusia 20 sampai 50 tahun. Infeksi pada kaum dewasa-muda merupakan karakteristik pascapandemi. "Kami berada pada saat menentukan dari krisis ini, jumlah korban tewas akan terus meningkat," kata Codova dalam sebuah jumpa pers.

Dia mengatakan, kasus pertama yang diduga merupakan flu babi terjadi di selatan negara bagian Oaxaca. Hampir 2.000 orang dirawat di rumah sakit sejak kasus pertama flu babi dilaporkan 13 April, namun separuhnya sudah diizinkan pulang. Sekolah seluruh Meksiko ditutup sampai 6 Mei di tengah upaya negeri itu mengatasi wabah ini.

ONO
Sumber : AP,BBC





Related With:

0 comments:

Post a Comment